Shakuntala Devi adalah seorang jenius matematika asal India yang dikenal sebagai “Human Computer” karena kemampuannya melakukan perhitungan mental yang sangat cepat dan akurat. Dia lahir pada 4 November 1929 di Bangalore, India. Bakat berhitungnya ditemukan sejak usia dini, ketika ia mampu menyelesaikan perhitungan kompleks tanpa alat bantu. Ayahnya, seorang pemain sirkus, menyadari bakat luar biasa Devi dan mulai mengajaknya tampil di berbagai acara untuk menunjukkan kemampuannya.
Perhitungan mental adalah kemampuan melakukan operasi matematika di kepala, tanpa menggunakan alat bantu seperti kalkulator, kertas, atau pena. Ini termasuk penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan bahkan menghitung akar kuadrat atau pangkat dari angka-angka besar. Shakuntala Devi terkenal karena kemampuannya dalam melakukan perhitungan mental yang sangat cepat dan akurat, bahkan untuk angka-angka besar yang biasanya sulit dihitung tanpa bantuan alat.
Sebagai contoh, ia bisa melakukan perkalian angka dengan puluhan digit hanya dalam beberapa detik. Hal ini mencengangkan karena sebagian besar orang, termasuk ahli matematika, biasanya membutuhkan waktu lama untuk menghitung angka-angka sebesar itu.
Karier Devi berkembang hingga ia melakukan tur internasional, terutama di Amerika Serikat dan Eropa, di mana ia memukau audiens dan komunitas ilmiah. Pada tanggal 18 Juni 1980, ia mendemonstrasikan perkalian dua bilangan 13 digit, yang dipilih secara acak oleh Departemen Komputer Imperial College London dan menjawabnya dengan benar hanya dalam waktu 28 detik. Dua angka yang dipilih adalah 7,686,369,774,870 × 2,465,099,745,779 dan jawabannya adalah 18,947,668,177,995,426,462,773,730. Rekor kecepatan berhitung Shakuntala Devi ini tercatat dalam Guinness Book of Records tahun 1982.
Human Calculator
Walaupun Shakuntala Devi memiliki pemahaman yang mendalam tentang aritmetika dan aljabar, namun, dia bukanlah seorang matematikawan akademis dalam pengertian tradisional dan tidak dikenal sebagai ahli kalkulus atau teori matematika kompleks seperti yang ditemukan dalam riset matematika murni.
Kemampuan Devi lebih fokus pada operasi perhitungan yang dapat dipecahkan melalui algoritma mental daripada pada konsep-konsep abstrak atau persamaan yang rumit seperti yang ada dalam kalkulus. Kalkulus mencakup limit, turunan, dan integral yang membutuhkan pendekatan yang lebih mendalam dalam memahami konsep infinitesimal dan analisis matematika, dan biasanya melibatkan studi akademis yang lebih formal.
Shakuntala Devi lebih sering dianggap sebagai seorang “mental calculator” dibandingkan matematikawan. Keterampilannya sangat terfokus pada aritmetika cepat dan kemampuan luar biasa dalam manipulasi angka, yang berbeda dari penelitian matematika formal yang lebih teoritis.
Mental calculator adalah seseorang yang memiliki kemampuan luar biasa dalam melakukan perhitungan aritmatika dengan cepat dan akurat di dalam kepala tanpa alat bantu. Seorang mental calculator tidak hanya bisa melakukan penjumlahan atau pengurangan sederhana, tetapi juga operasi yang jauh lebih kompleks, seperti perkalian angka besar, pembagian, akar kuadrat, pangkat, dan bahkan perhitungan angka-angka dalam bilangan desimal.
Kemampuan ini melibatkan penggunaan berbagai teknik dan strategi mental untuk memecah masalah aritmatika menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dikelola di dalam kepala. Kemampuan mental calculator biasanya tidak muncul secara instan. Mereka berlatih terus-menerus untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi. Proses ini melatih memori kerja dan kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi di kepala. Para Mental Calculator mulai berlatih sejak usia dini dan secara rutin mempraktikkan teknik-teknik ini dalam berbagai situasi untuk menjaga kemampuan mereka tetap tajam.
Mental calculator memiliki keahlian khusus dalam jenis perhitungan tertentu. ADa yang sangat ahli dalam perkalian dan pembagian, sementara ada yang bisa menguasai penghitungan akar kuadrat, akar pangkat tiga, atau bilangan besar.
Mereka sering berkompetisi dalam turnamen mental aritmatika, di mana mereka diuji untuk menyelesaikan soal-soal yang bahkan sulit bagi komputer dalam waktu yang singkat. Misalnya, Shakuntala Devi pernah diminta menghitung pangkat dari bilangan 23 dengan eksponen 23, yang memiliki hasil jutaan angka, dan dia bisa melakukannya dengan cepat dan tepat.
Meski mereka dijuluki sebagai “human calculator” atau “mental calculator,” kemampuan mereka berbeda dari kalkulator digital. Kalkulator digital mengandalkan operasi yang telah diprogram dan tidak memiliki “pemahaman” tentang angka. Sementara itu, mental calculator menggunakan logika, teknik, dan pengalaman untuk memecahkan masalah.
Sebagian besar mental calculator juga memiliki kemampuan analitis yang memungkinkan mereka mendekati angka dengan cara yang lebih intuitif, berbeda dengan algoritma yang sepenuhnya mekanis dalam kalkulator elektronik.
Buku-buku Shakuntala Devi
Selain matematika, Shakuntala Devi juga seorang penulis yang produktif. Dia menulis banyak buku, termasuk Fun with Numbers dan Puzzles to Puzzle You, yang mempromosikan kecintaan pada matematika. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah The World of Homosexuals (1977), yang merupakan salah satu buku pertama di India yang membahas homoseksualitas secara terbuka. Alasan utama Devi menulis buku ini adalah karena pengalaman pribadinya. Suaminya, Paritosh Banerji, adalah seorang pria gay, meskipun mereka menikah. Devi mengetahui tentang orientasi seksual suaminya setelah menikah. Pengalaman ini membuatnya sadar akan kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang LGBTQ+ di masyarakat yang tidak menerima mereka dengan baik. Meskipun pernikahannya akhirnya berakhir, Devi tidak menyimpan dendam dan, sebaliknya, mengembangkan rasa empati yang mendalam terhadap komunitas tersebut.
Shakuntala Devi meninggal pada 21 April 2013, namun warisannya terus hidup sebagai inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam bidang matematika dan pendidikan. Pada tahun 2020, sebuah film biopik berjudul Shakuntala Devi yang dibintangi oleh Vidya Balan dirilis, untuk menghormati dan menceritakan kisah hidupnya.
Read: 7949 times!