Rendah Hati dalam Ketinggian

Lets Share:

Kamis kemarin, saya ada meeting dengan seorang sahabat lama. Jam meeting kami pukul 2 PM, setelah saya mengajar dan setelah beliau selesai dari sebuah acara. Karena beliau istri seorang pejabat tinggi negara dan selesai menghadiri sebuah acara resmi, pagi-pagi sebelum berangkat, saya memakai baju resmi juga untuk mengimbangi beliau.

Saya memakai long dress yang sebenarnya hanya saya pakai untuk acara pernikahan atau sejenisnya dan dengan sendal resmi hak 5 cm Rasanya sudah pas. Meski lucunya, pagi-pagi itu saya berangkat mengajar dengan naik bajaj, lalu naik bus way, baru naik taksi. Naik taksi juga bukan karena keperluan, lebih karena saya tidak kuat antri lama-lama, apalagi saya mau mengajar (tapi coba bayangkan juga saya memakai long dress di bus way, plus sendal hak 5 cm *nyengir)

Ketika mengajar, benar seperti dugaan saya, saya dikomentarin seorang murid. Seorang ibu, karyawan eksekutif perusahaan minyak, “Mba Ika hari ini rapi sekali.” hehe loh? maksud beliau saya tahu, tumben saya mengajar dengan meninggalkan baju resmi mengajar saya sehari-hari; rok dan atasannya. Lalu saya jelaskan, beliau tertawa dan memahami.

BACA:  Hikmah Dibalik Krisis Nuklir

Hampir jam 3, ketika kami akhirnya bisa bertemu. Tempat meeting kami di sebuah food court di sebuah plaza di Jakarta. Tapi, ketika bertemu, saya nyaris meledak tertawa, geli sekaligus kesal. Karena beliau hanya memakai rok tunik, baju kaos abu-abu, jilbab kaos pink tua (yang bahannya licin), dan sendal atau sepatu yang sudah pasti tidak pakai hak.

Tidak menunggu lama-lama saya langsung protes, “Ummi nih! Ika sudah memakai baju resmi begini, khusus untuk mengimbangi Ummi, tapi Ummi malah begini,” dan saya tertawa kesal sekaligus geli.

Beliau langsung cengar cengir, “Ehh, tadi pagi sudah pakai baju resmi. Panas tahu Ka, ribet juga. Begini enak, santai.“, Beliau jawab sambil terus memperhatikan penampilan saya haha onde mandee.

Saya mengenal beliau sudah lama, hampir 13 tahun. Saya mengenal sehari-harinya beliau dulu. Tidak ada yang berubah dari sikap beliau ternyata. Meski sekarang beliau istri seorang pejabat tinggi negara dan suami nya salah satu pimpinan di lembaga tertinggi negara.

BACA:  Filosofi Cacing Seorang Lazy Gardener

Dus, saat itu saya hanya tersenyum maklum. Barakallahu laki ya Ummi. Semoga kami bisa mengikuti langkahmu, tetap rendah hati dalam sikap meski di ketinggian.

Jumat 02 Desember 2011


Lets Share:

Leave a Reply