Allah swt selalu memberikan hikmah dalam setiap kewajiban yang Dia berikan kepada hamba-Nya. Tidak mungkin ada suatu perintah atau larangan atau suatu yang dibolehkan atau dilarang dalam syariat, kecuali Allah swt pasti memiliki hikmah untuk hamba-Nya dan hal itu pasti membawa kebaikan bagi kehidupan hamba-Nya.
Begitu juga ibadah puasa yang diperintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Perintah puasa ini mengandung banyak hikmah, baik secara pribadi maupun komunal.
Hikmah Puasa Ramadhan Untuk Pribadi
Beberapa hikmah yang bisa kita dapatkan secara pribadi adalah;
1. Membentuk Pribadi Sabar
Puasa pada hakikatnya adalah ‘menahan’. Secara syariat, seseorang yang berpuasa harus menahan diri dari makan dan minum dan berhubungan seksual dengan istrinya di siang hari. Jika hal di atas dilakukan seseorang, maka puasanya telah sah.
Namun, nilai keutamaan puasa tidak terhenti disana. Jauh lebih dalam, puasa seseorang akan semakin bernilai di saat dia mampu menahan dirinya dari perbuatan buruk yang akan mengurangi nilai puasanya. Dia akan sangat hati-hati dalam berkata, sehingga tidak akan marah atau berkata keji atau bergunjing yang akan mengurangi pahala puasanya. Hal ini karena dia berusaha agar puasanya menjadi amal yang diterima Allah swt dan terhindar dari apa yang disampaikan Rasul saw.
Siapa yang berpuasa tetapi dia tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan jahil, maka Allah tidak butuh terhadap perbuatannya, yaitu meninggalkan makanan dan minuman. (HR. Bukhari)
Pribadi sabar yang terbentuk dari seseorang yang berpuasa semata karena ikhlas kepada Allah tentu adalah sesuatu yang harus menjadi target seorang Mukmin. Hal ini tentu tidak mudah dan karenanya puasa adalah sarana seseorang untuk mendidik dirinya sendiri agar dia mampu berlaku sabar dan menahan diri.
Rasul saw bahkan mengatakan salah satu hikmah sabar dalam puasa adalah seseorang akan terhindar dari penyakit dada, yaitu iri dan dengki.
Puasa di dalam bulan sabar (Ramadhan) dan puasa tiga hari pada setiap bulan (hijriyah) dapat menghilangkan penyakit dada (iri hati dan dengki)(HR. Thabrani)
2. Membentuk Pribadi Bersyukur
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatku, maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih. (Surah Ibrahim : 7)
Pribadi bersyukur akan didapatkan ketika seseorang puasa dengan sepenuh hati. Sebab, dalam keadaan lapar dan haus, seseorang akan mudah mengingat banyaknya nikmat Allah yang biasanya dia dapatkan. Makan dan minum yang biasanya dia dapatkan dengan mudah, sekarang tidak bisa dilakukan. Seseorang baru akan semakin memahami nikmat Allah swt, di saat dia pernah atau telah kehilangan. Inilah hikmah besar yang terkandung dalam sebuah perkataan Rasul saw yang begitu indah,
Tuhanku pernah menawarkan kepadaku bahwa dia akan menjadikan sungai-sungai yang ada di Mekkah sebagai emas. Lalu aku berkata, Tidak ya Rabbi, karena aku ingin sehari kenyang dan sehari lapar. Ketika aku merasa lapar, aku akan merendahkan diri dan akan selalu ingat kepada-Mu, dan jika aku kenyang, maka aku akan selalu memuji dan banyak bersyukur kepada-Mu. (HR Ahmad & Tirmidzi)
3. Pribadi yang Sehat (Lahir & Batin)
Berpuasalah kamu, niscaya kamu menjadi sehat ..(HR At-Thabrani)
Meski menurut riwayat hadist ini tergolong dhaif (lemah), manfaat klinis sudah membuktikan manfaat puasa untuk kesehatan tubuh. Kalangan medis pun mengakuinya dan bahkan kita melihat kalangan non Muslim pun ada yang ikut melaksanakan ibadah puasa, meski untuk alasan kesehatan semata.
Adapun saya menyakini manfaat kesehatan batin pada akhirnya membawa kebaikan pada keseheatan fisik. Sebab, orang berpuasa yang ikhlas karena imannya kepada Allah akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan dalam hatinya.
Dengan berpuasa, hatinya akan dia didik untuk tidak mudah marah, untuk sabar, untuk berbaik sangka, untuk ikhlas, untuk bersyukur, untuk tidak dusta, dan untuk tidak berkata atau berbuat jahil. Semua dia lakukan semata untuk mendapatkan ridha Allah swt. Semua itu akan melahirkan ketentraman dalam jiwanya, yang akhirnya berbuah menjadi rasa bahagia dan sehat, lahir maupun batin.
Hikmah Puasa Ramadhan Secara Komunal
Adapun hikmah yang bisa kita dapatkan secara komunal adalah;
1. Pribadi-pribadi yang Peduli
Pribadi yang memiliki kepedulian adalah hikmah sosial lebih jauh yang akan seseorang dapat dari berpuasa. Sebab, tidak peduli meski dia kaya, dia akan tetap merasa lapar dan haus ketika berpuasa, sebagaimana yang dirasakan kaum fakir miskin sehari-hari—bahkan meski mereka sedang tidak puasa. Ibnu Qayyim Aljauziyah mengingatkan kita dengan berkata; Puasa dapat mengingatkan bagaimana rasanya perut lapat dan haus yang membakar yang sering dirasakan para fakir miskin.
Sebab, saat fisik seseorang melemah karena berpuasa, saat itulah hatinya akan mudah melembut dan semakin sadar akan pentingnya peduli kepada sesamanya yang kekurangan. Terlebih saat ini, saat ada begitu banyak ujian dan musibah yang menimpa Ummat Islam, sudah seharusnya pribadi-pribadi yang peduli tumbuh untuk menjawab kebutuhan ummat.
Bahkan Rasul saw katakan salah satu amal sunnah terbaik di Bulan Ramadhan ini adalah bersedekah; Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di Bulan Ramadhan. (HR Tirmidzi)
Di Ramadhan beberapa tahun silam, hati kita ikut menangis ketika mendengar Syekh Abdul Aziz Fauzan (Ulama Saudi Arabia) menangis tersedu-sedu saat ceramah live di televisi; ketika beliau menerima pertanyaan dari seorang rakyat Somalia yang bertanya, Apakah puasa mereka sah, karena mereka berpuasa tanpa berbuka dan sahur? Subhanallah.
Inilah salah satu hikmah sunnah Rasul saw yang menganjurkan kita memberi makan orang yang berbuka puasa di Bulan Ramadhan; agar muncul jiwa yang memiliki kepedulian kepada sesama. Begitupun adanya kewajiban zakat fitrah—sebagai penyempurna ibadah puasa bagi yang mampu dan seruan banyak bersedekah di Bulan Ramadhan.
Hal ini agar karakter peduli itu terbangun dalam setiap insan yang berpuasa sehingga dia menjadi pribadi yang lembut hati, empati, dan melakukan aksi nyata membantu sesamanya.
2. Pribadi-pribadi yang Kuat & Tangguh
Saat ini sebagian kita mungkin masih belum merasakan lebih jauh hikmah kebaikan puasa, yaitu tumbuhnya perasaan kuat dan tangguh. Sebab, orang yang berpuasa pada hakikatnya dia bekerja lebih keras. Dimana dia harus menyeimbangkan antara kewajiban dia sehari-hari dengan semangat ibadah yang tidak boleh dia lalaikan. Dengan puasanya, dia justru akan semakin efektif menggunakan waktunya, semakin bersemangat beramal shaleh, semakin bersemangat menyebarkan banyak kebaikan, sekaligus berusaha semaksimal mungkin beribadah di setiap kesempatan. Energinya menjadi berlipat-lipat, meski dia harus melawan kelemahan fisiknya karena berpuasa.
Hal ini bisa menjawab sebagian pertanyaan kita; mengapa para sahabat Rasul saw sanggup memenangkan Perang Badar, justru disaat jumlah mereka jauh lebih sedikit (313 orang berbanding hampir 1000 pasukan kaum Quraiys) dan justru ketika mereka bahkan dalam kondisi berpuasa. Bahkan kita tahu, suhu di Negeri-negeri Arab jelas sangat jauh berbeda dengan suhu di Indonesia yang artinya akan menimbulkan rasa lelah yang juga jauh berbeda. Bahkan bukan hanya Perang Badar, Rasul saw dan para sahabat juga berhasil dalam Fathu Mekkah (Penaklukan Mekah) dan masih banyak peristiwa penting Kaum Muslimim lainnya yang juga terjadi di Bulan Ramadhan.
Dan atas rahmat Allah swt, Proklamasi Kemerdekaan bangsa kita tercinta, 17 Agustus 1945, juga terjadi di bulan Ramadhan, yaitu saat kita sedang beribadah puasa. Hal ini pun menjadi salah satu bukti nyata sejarah; pribadi-pribadi yang kuat dan tangguh tumbuh justru disebabkan karena mereka berpuasa. Wallahu a’lam
- Bismillah: In The Name of God - September 23, 2022
- Surah Al-Qashash: Kisah Kebesaran Nabi Musa as dan Cerita Negeri Akhirat - September 16, 2022
- Menggapai Kemuliaan Malam Lailatul Qadr - April 10, 2022