Rindu Kami padamu ya Rasul..Rindu tiada terperi..Berabad jarak darimu ya Rasul..serasa Engkau di sini..Cinta ikhlasmu pada manusia, bagai cahaya suarga, dapatkah kami membalas cintamu, secara bersahaja? (Bimbo, Rindu Rasul)
Peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad saw. mengingatkan kita Rasul saw adalah pribadi pertama dan utama yang harus dikenal setiap muslim. Mengapa? Karena untuk menjadi pribadi “sempurna” sebagai hamba Allah, kita memerlukan role model yang dapat dijadikan tolak ukur dan panutan.
Tentu untuk menjadikan Rasul saw model hidup, kita memerlukan proses bertahap.
Pertama, Mengenal dan mencintai pribadi Muhammad Rasulullah saw
Rasul sebagai entitas kata bukan tanpa makna. Kata Rasulullah yang berarti Utusan Allah, mengandung makna Rasul adalah pribadi terpilih yang mendapatkan wahyu dari Allah swt untuk disebarkan kepada umat manusia.
Sebelum mengikuti jalan hidupnya, kita harus mengenal dulu siapa Muhammad saw. Pengenalan ini harus kita jadikan sebuah kewajiban, karena mengikuti jalan hidup Rasul adalah konsekuensi logis syahadat kita.
Pengenalan ini di mulai dari hal-hal paling mendasar; bagaimana sejarah hidup Muhammad saw, bagaimana masa kecilnya, bagaimana masa mudanya, bagaimana masa kenabiannya, dan bagaimana perjalanan hidupnya secara holistik: cara Rasul berdagang, berpolitik, berumah tangga, dan seterusnya.
Pengenalan kita pada Rasul saw akan membawa kita semakin memahami secara jelas dan utuh pelaksanaan syariat-syariat Allah swt dan hikmahnya. Pengenalan ini di bangun atas dasar keimanan dan kecintaan, sebab menjadikan Rasul saw sebagai role model adalah perintah Allah saw.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Surah al Ahzab 21)
Pengenalan ini menghantarkan kita mengenal cinta Rasul yang tulus bagi ummatnya; dakwahnya yang sabar dan tegar; akhlaqnya yang lembut bagi siapapun; keluarga, sahabat, anak-anak, dan ummatnya; dan bahkan sifat jujur dan amanahnya yang mempesona setiap manusia-tidak hanya Muslim, yang membuat beliau mendapat gelar al Amin (Yang Dipercaya) dari setiap orang dan kaum di masanya. Keindahan akhlaq Rasul saw ini ditegaskan kembali oleh Allah swt,
Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur (Surah al Qalam: 4)
Kedua, Mengikuti sunnah Rasulullullah saw
Di saat pengenalan dan cinta semakin mendalam, secara perlahan tapi semakin menguat, kita akan mengikuti petunjuk dan perintahnya. Semua itu dapat kita lihat dalam sunnah-sunnahnya, baik yang sifatnya perkataan maupun perbuatan dan sebagaimana cinta pada Allah swt membutuhkan pembuktian, maka begitu pula cinta kita pada Rasul saw.
Karenanya, mengikuti Rasul saw bukan hanya ada pada tataran lahiriah, seperti cukup dengan membaca shalawat untuknya, tetapi lebih penting dari itu adalah mengikuti petunjuknya dan menjalankan perintahnya. Hal ini harus ada dalam sisi batin dan fikir kita, sehingga lahirlah pribadi pribadi Qur’ani yang selalu merujuk pada pikiran, perilaku, dan akhlaq Rasul. Bahkan, kewajiban mengikuti Rasul saw adalah perintah Allah swt.
Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu (Surah al Imran: 31)
Dalam rahasia keimanan terungkap, semakin dalam pengenalan seseorang terhadap Rasul saw, maka akan semakin lembut hatinya, ketika semakin lembut hatinya, maka akan semakin mudah baginya menerima petunjuknya, dan semakin dia mengikuti petunjuknya, semakin rindu hatinya untuk berjumpa dengannya. Mungkin, dalam nuansa batin seperti itulah, dalam cinta yang tulus dan rindu yang menyesak, syair Bimbo di atas tertuang.
Wallahu a’lam bisawab.
Jakarta, 20 November 2020
- Bismillah: In The Name of God - September 23, 2022
- Surah Al-Qashash: Kisah Kebesaran Nabi Musa as dan Cerita Negeri Akhirat - September 16, 2022
- Menggapai Kemuliaan Malam Lailatul Qadr - April 10, 2022