Amal Shaleh Buah Indah Iman

Lets Share:

Keimanan bagi seorang muslim adalah pondasi. Ibarat sebuah rumah, pondasi adalah landasannya.  Kuat atau lemahnya rumah tersebut, akan sangat bergantung pada landasannya. Semakin tinggi sebuah bangunan, maka seharusnya semakin dalam juga pondasinya, agar ia kuat menahan beban yang ada di atasnya.

Allah swt memberikan perumpaan iman yang kokoh ini dengan analogi akar yang menghujam kuat. Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. (Ibrahim: 24)

Betapa indahnya analogi yang Allah berikan ini, agar kita bisa mentafakuri firman-Nya. Akar yang teguh (yang merupakan perumpamaan iman) pasti akan membuat pohon tersebut kuat dan tidak gampang tercabut oleh terpaan angin atau badai.

Iman yang kokoh akan membuat seorang muslim mampu menghadapi roda kehidupan ini dengan ketenangan dan keyakinan, karena dia memahami hidupnya memiliki visi yang jelas .Sebab, visi seorang muslim adalah sesuatu yang given (diberikan) oleh Allah swt. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepadaKu   (adz-Dzariat: 56)

BACA:  Menggapai Keberkahan Nikmat Waktu

Lebih jauh, Allah swt menegaskan seluruh totalitas kehidupan kita memiliki visi ubudiyah (penghambaan), Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (al An’am :162-163)

Hal ini berarti semua aspek kehidupan seorang muslim, jika di dijalani dengan benar,  bernilai ibadah, selama dia tidak mempersekutukan amalnya dengan niat lain selain untuk mencari ridha Allah.

Adapun cabang di sini ibarat tiang, sesuatu yang di bangun di atas pondasi kita. Tiang adalah cara kita dalam mencari, mengembangkan, dan mengaplikasikan keimanan kita dalam kehidupan kita sehati-hari. Bisa melalui ilmu, pekerjaan, dan sebagainya. Apapun profesi dan kedudukan kita.

Setelah iman yang kokoh dan visi yang jelas, langkah selanjutnya adalah amal shaleh, sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikutnya,

Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. ” (Ibrahim: 25)

Puncak dan pembuktian iman adalah amal shaleh. Seorang muslim yang memiliki iman yang kokoh pasti akan mencari jalan untuk senantiasa beramal shaleh, sebab amal shaleh adalah wasilah (sarana) untuk mendapatkan ridha, rahmat dan ampunan Allah swt.

BACA:  Hikmah Puasa Ramadhan

Allah mengibaratkan amal shaleh tersebut dengan “buah”, yang artinya buah tersebut bisa dinikmati oleh manusia, atau dengan kata lain, amal shaleh kita “seharusnya” membawa manfaat bagi sesama kita. Rasul saw menegaskan, Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.

Asas manfaat ini memiliki dimensi yang luas; tidak terikat pada suatu ilmu atau kedudukan saja. Tetapi lebih jauh, terkait dengan peran dan amanah kita masing-masing. Artinya, apapun amanah atau profesi kita—baik kita laki-laki atau perempuan, jika kita laksanakan dengan semaksimal mungkin, maka amanah tersebut akan membawa kebaikan dan kemaslahatan juga bagi orang lain.

Lebih dalam lagi, hadis ini mengarahkan kita senantiasa membawa kebaikan bagi sesama; bahwa nilai kebaikan kita di mata Allah, kelak akan di ukur dari sejauh mana nilai manfaat kita bagi sesama kita.

Wallahu a’lam.

 


Lets Share:

Leave a Reply